Sabtu, 06 Agustus 2011

Terang pada hati terang jalan kita memandang

Seketika orang terluka seketika orang tertawa, ada apakah dengan dirinya..?
berpaling pada diri berpaling pada hati itukah sejatinya, orang berpulang akan dirinya.!!
tak bertanya akan hatinya tak bertanya pada dirinya? siapakah yang sejatinya.?
tentulah menyimak arti dengan kata ia berujar, berurai dengan arti sejatinya Manusia
kembali pada awal menetapkah pilhan hidupnya.

Tak gampang orang memilih, tak gampang juga orang memilah, ber,area dengan suka.
ber,aneka dengan panorama, berarti dengan karya sejati, hidup sungguh sulit dicari diterka
tak memperlihatkan jati diri, bersukaria dengan tawa, canda meneriaki hati, sungguh nestapa memahkotai kita.
memilih dan memilah neraca dalam dada, bersuka dengan berlapang dada, hati bercanda memulyakan akan arti
kehidupan yang hakiki, dengan kenyataan hiduplah semua yang berandai jadi lapang dalam pandagan.
raga sungguh tak gampang dipilah tak gampang dipilah, sekehendak diri itulah jadi janji mematri yang sungguh teruji.
hati kau taburkan, benih kasih akan kecintaan nya.
benih buah dari kasih, benih buah dari biji yang terpatri mejadi satu, yang tak akan pernah terpisahkan.
sokonglah diri patuhi janji berkehendak mengilhami kesucian Ilahi..
terpampang terpajang dengan benih kasih menghinggapi keberadaan semesta alam raya.

Jangan kita hianti hati yang sungguh teruji dalam keberadaannya, kenyataan kehidupannya
sungguh hati adalah mahluk yang teruji, semesta raya memuja memuji pada hati dan sanubari yang tepatri
dalam jalinan kasih dalam jalinan sayang menyiangi kehidupan di masa yang akan datang
berjanjilah pada diri berjanjilah pada hati terang jalan dipersimpangan memuja kebenaran
terpatri terpasang jadi jalan yang cukup terang dikenyataan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar