Senin, 16 Januari 2012

Teruslah berjuang menemukan makna sejati keutuhan diri disana kita temukan kedahsayatan Ilahi

Iihatlah kanan kiri, lihatlah masa lalumu, karena kita berjalan, karena kita berputar seiring putaran alam itu sendiri, jangan pernah kita biarkan arti bersebrangan dengan kaidah yang jadi ketapan, yang jadi acuan dlam berjalannya mihrab suci.

cobalah kita renbungkan, cobalah kita bayangkan, akan masa yang berjalan
disana kita temukan realitas yang sejati, tak penah berhenti, putaran mengilhami perjalan kita yang hakiki, teruslah dan teruslah kita menyelusuri, mengevaluasi langkah langkah yang pasti, mencari jati ditri yang utuh.

semoga saatnya nanti kita bisa kembali kepada yang maha suci,
berrjuanglah untuk itu, berjuanglah dengan yang kita mau
saatnya nanti kita bertemu, sungguh luar biasa, yang maha dahsyt itu terjadi
yang tak ada dalam benak diri, yang tak ada dalam bayang hati, itu terjadi

Disanalah dikibarkan, disanalah keagungann terciptakan, kedahsyatan menyertai kehidupan yang hakiki, jangna pernah salah kita mengura jalan terang
yang salah tak menjejaki, yang salah tak mengurai dalam kehidupannya
sungguh hidup penuh misteri, jangan takut salah, bila kita berjuang apa yang kita mau, apa yang jadi tujuan hidupmu, itu tak surut dan pasti terjadi,

Insayallah,.. surut pandang tak terang kebelakang lalu menghilang,
surut surau tak jadi satu, disanalah kita temukan hakiki kesejatian diri,
disana kita temukan makna ilahi, sungguh luar biasa keagungan tuhan menyelikmuti kehidupan kita yang utuh.

Putaran roda kehidupan

Jangan pernah kita berharap jangan pernah kita berduka
dengan kehidupan semesta raya, jikalah kita masih berharap
ketika kita masih berkeyakinan, jalan tuhan sungguh itu yang terbaik,

Jalan tuhan jadi agungan, jalan tuhan berjalan dengan terang
dalam disetiap kesempatan, kenapa kita termenung, kenapa kita jadi murung
tak adakah keriangan menjalani kehidupan, sungguh misteri tak berksudahan

jalan tuhan jalan terang membentang disetiap jaman,
tak pernah berhenti dan terus berputar selamanya,
dalam lapal kehidupan, dalam lapal yang berjenjang
kenapa kita berduka, sungguh tak berartikan
bersedih sungguh tak menyelesaiakan, biarkan itu berjalan
seiring putaran alam.

ikutilah putaran itu, ikutilah limpahan anugrah suci,
bergetar mengitari kehidupan semesta raya, tak mungkinlah kita keluar,
tak mungkinlah kita menguasai, terhimpit tak berarti, karena putaran silh berganti

Nama dalam untaian keagungan tuhan sungguh itu memulyakan kehidupan

Bernamakan berpouisikan, beralamatkan bersudut pandang,
tapi apalah kata kata yang tak berbekas tak beraturan,
hegemoni dengan ketidak beneran, nama itupun tak beraturan,
silahkan kita pikirkan, silahkan kita renungkan,
karena nama itupun adalah keagungan, pekerjaan yang mengisaratkan,
perhambaan kepada yang maha kholik, kepada yang maha agung,

Disanalah nama tersimpan, disanalah nama mengemukakan.
keagungan tuhan tak bisa kita hindarkan, tapi apa yang sekarang
nama jauh dari pelapalan, jauh dari tujuan, nama tak berartikan,
nama tak bertujuan tak ada dihampran, nama sungguh jauh dari harapan
nama bersebrangan dari yang kita inginkan, nama sungguh tak bertuan

Di alam nyata tak ada ruh, di alam maryapada itu tak terjadi,
sunggugh di panca pada itu terbukti, jagat nata yang mengitari kehidupan
semesta raya menganugrhkan, kesejahteraan di alam jagat raya,
bolehlah kita mengapresiasikan, akan nama akan sebutan,
dalam dikeitinggian dalam di keagungan, tuhan dalam pelapalan yang agung
dalam pemujaan dsalam dikeseharian, sungguh nama itu berartikan
memulyakan kehidupan semesta raya

Jumat, 13 Januari 2012

Berjalan tak seiring berlainan pesan

sayang orang bilang, raga tak berjalan,
sayang orang bilang, jiwa tak berjuang,
sayang orang bilang, hati tak jadi pilihan,
hati ditelantarkan, hati hyanya cerita panjang
hati yang sulit dingatkan, dalam bayang bumi yang kejam
yang kadang di benarkan tapi sulit untuk dijalankan,
ingatan terhalang oleh bayang kehidupan.

terpampang dilihat menyenangkan, beriaskan bermahkotakan
dunia fatamorgana yang mengasikkan, meninabobokan
telanjang dijalan terang, singguh Nurani tertelan buritan panjang

disinilah Nurani tersimpan, dalam dalam jeruji kerangka besi
didalam di alam kesunyian, disinilah hati berdiam tak bersuarakan
hanya rintik keibaan, hanya rintik pencahayaan, gemilang kesahduan
tentram tenang jauh dari hiruk pikuknya kehcidupan bumi itu sendiri

sahdu dengan alam hayati, membentang tak berujung
jauh dari hiruk pikuknya dunia yang tak nyata.
riuh rindang, hamparan yang membentang
udara sejuk menyegarkan daun melambaikan, membawa nyanyian tuhan

kesejukakan alami, tentang rintih keagungan Ilahi,
tentang Nurani yang hilang di dihamparan. sungguhkah itu telah hilang
ataukah banyak orang yang tak menginginkan, karena jauh dari ingatan jauh dari alam hayal, alam bayang cipta tentang keagungan, terhalang cipta di alam Napsu keduniawian.

Rabu, 11 Januari 2012

harapan menunggu kedatangan raja Agung

sudut pandang berlainan, berbagai panorama alam yang berkembang, tapi kenapa sekarang layu tak mengembang, membisu berdiam tak berarti, sejuta memelas sudah, harapan dipenghujung yang akan datang, tapai kapan itu akan memunculkan, harapan bangkit dikenyataan, sebagaimana titah titah suci mengantarkan, yang tuhan telah janjikan.

cerita berkembang berbagai porsi diutarakan, cerita rakyat berkumandang, dari berbagai sudut pandang di utarakan, hingga sekarang kita dengar, tapi kapankah? dan kapan,.. semua menunggu kedatangan,Mu, yang agung dari kahiangan, tahta keitnggian, agung pemuja kebenaran, sebagai pewaris kerajaan Tauhan.

memunculkan harapan wajah agung dalam pangkuan, sebagaimana tuhan janjikan persi persi berkumandang, alam gelar kesahduan, gelar pemangku jabatan, pewaris bumi diturunkan, tahta asgung dalam kesucian, disisni ia akan membangkitakan suasana yang diidamkan, hingga sekarang mengisaratakan, kehidupan sejuta pesona keindahan.

salam canda salam duka dikeheningan

salam duka salam kedamaian nan indah dalam senyuman

kutatap sendawai indah, kulihat cakrawala yang mempesona, dimankah kau taburkan sejuta kembang, sejuta kenangan, dimanakah kau tawarkan keharuman, bilakah aku harus bertengadah diketinggian, bertaqaqarub dalam dikedalaman, kepadamu lah aku menyembah,

Bilakah aku harus bersyukur memujimu, dimanakah kau letakakan kesucian yang ada dalam mihrabmu yang agung, sungguh aku terpesona dengan alammu, hujan menggeliat dalam dipagi hari, dipagi hari kesejukkan memamerkan alami kehampaan, akan masa depanmu yang lepas kendali.

dimankah kau simpan sejujta harapan, kau simpan sejuta masa depanmu, kau letakkan jubah kebesaran Tuanmu. aku tak melihat itu, aku tak tahu itu, dimankah kau bersemayam? dalam alam bathinmu yang agung, nan suci mengilhami keberadaan bumi itu sendiri. aku tersurat aku terseret akan kuasamu yang agung, dalam mihrabmu yang suci, kenapa aku terlantar seperti ini, dibuang dalam pengembaraan yang tak menentu, sungguh sulit menerka, sungguh sulit aku mengerti, saat sadar akan terjadi, goncangan mewarnai aneka kehidupan sang raja bumi.

Aku terdiam membisu, membaca surut terlintas sunyi, dalam keheningan itulah aku berusaha bangun, dalam tahta dan alter yang suci, disanlah kau hadirkan sejuta pesona keindahan, pesona keagungan nan kian agung, tapi tak apalah aku terdiam terbuai dengan layu, walau sesunyi ini aku tahu, tapi mengapa aku menyebrang dengan diam, tak bergerak tak beraarti, sungguh tuhan maha mengetahui, akan upaya yang sejati.

disini aku terdiam seribu bahasa, disini aku membisu sejuta arti, saatnya nanti membuka aora suci, membuka babak baru kehidupan yang sejati, saatnya nanti aku membuka altar suci, membuka panorama yang alami, babak baru memunculkan akan alam dikeabadian.

Dipenghujung bumi Tuan dan Tuhan menyatu tak berbaju

Jangan tanya aku mengapa? jangan tanya seperti apa?
sunguh susah aku mengadukan, berkeluh kesah tak ada artian,
dalam dada banyak tersimpan jeritan, yang ku lihat dimasa sekarang,
ada apa dengan tuan, termenung tak tercerahkan. merenung berhandai tolan,
yang asal riang, tapi mengapa sekarang terdiam. layu tak berkembang.

Dimana kau letakakn senyuman, dimanakah kau taruh untaian, dimanakah keharuman, sungguh bunga tak berkembang, layu berguguran.
ada apakah dengan tuan, tak berbaju tak bertahtakan,
Tuhan tersenyum simpul, menggelengkan kepalanya, lalu ia mengepalakan tangan
ada apakah dengan Tuan dan Tuhan tak bersahutan, seiring tak ada kesejukkan, barangkali sudah tak seirama, tak selaras dalam wacana bumi yang tak bersatu.

ada apakah dengan tuan dan tuhan, bermahkotakan berbajukan, hilang kendali keadaan, dimankah wahai tuhan akan keagunganmu, dimanakah wahai tuhan baju kebesaranmu, hingga tak berdaya dengan kenyataan yang ada, sungguh tuan berbaik hati sungguh Tuhan bernahkota tinggi, penyatuasn dua irama yang bersinggungan tak membuat kedamaian akan jagat bumi. jagat raya terhempas jagat bumi mengadu, terkoyak tak menentu, terberi tak tahu dirii, dimankah akan kebesaran akan tuan dan tuhan dalam penyatuan alam sejagat raya menyembah.