Rabu, 11 Januari 2012

salam canda salam duka dikeheningan

salam duka salam kedamaian nan indah dalam senyuman

kutatap sendawai indah, kulihat cakrawala yang mempesona, dimankah kau taburkan sejuta kembang, sejuta kenangan, dimanakah kau tawarkan keharuman, bilakah aku harus bertengadah diketinggian, bertaqaqarub dalam dikedalaman, kepadamu lah aku menyembah,

Bilakah aku harus bersyukur memujimu, dimanakah kau letakakan kesucian yang ada dalam mihrabmu yang agung, sungguh aku terpesona dengan alammu, hujan menggeliat dalam dipagi hari, dipagi hari kesejukkan memamerkan alami kehampaan, akan masa depanmu yang lepas kendali.

dimankah kau simpan sejujta harapan, kau simpan sejuta masa depanmu, kau letakkan jubah kebesaran Tuanmu. aku tak melihat itu, aku tak tahu itu, dimankah kau bersemayam? dalam alam bathinmu yang agung, nan suci mengilhami keberadaan bumi itu sendiri. aku tersurat aku terseret akan kuasamu yang agung, dalam mihrabmu yang suci, kenapa aku terlantar seperti ini, dibuang dalam pengembaraan yang tak menentu, sungguh sulit menerka, sungguh sulit aku mengerti, saat sadar akan terjadi, goncangan mewarnai aneka kehidupan sang raja bumi.

Aku terdiam membisu, membaca surut terlintas sunyi, dalam keheningan itulah aku berusaha bangun, dalam tahta dan alter yang suci, disanlah kau hadirkan sejuta pesona keindahan, pesona keagungan nan kian agung, tapi tak apalah aku terdiam terbuai dengan layu, walau sesunyi ini aku tahu, tapi mengapa aku menyebrang dengan diam, tak bergerak tak beraarti, sungguh tuhan maha mengetahui, akan upaya yang sejati.

disini aku terdiam seribu bahasa, disini aku membisu sejuta arti, saatnya nanti membuka aora suci, membuka babak baru kehidupan yang sejati, saatnya nanti aku membuka altar suci, membuka panorama yang alami, babak baru memunculkan akan alam dikeabadian.

1 komentar:

  1. terima kasih atas tulisannya, tengok pula blog aku ya? semoga disana baik2 saja.

    BalasHapus