Rabu, 11 Januari 2012

Dipenghujung bumi Tuan dan Tuhan menyatu tak berbaju

Jangan tanya aku mengapa? jangan tanya seperti apa?
sunguh susah aku mengadukan, berkeluh kesah tak ada artian,
dalam dada banyak tersimpan jeritan, yang ku lihat dimasa sekarang,
ada apa dengan tuan, termenung tak tercerahkan. merenung berhandai tolan,
yang asal riang, tapi mengapa sekarang terdiam. layu tak berkembang.

Dimana kau letakakn senyuman, dimanakah kau taruh untaian, dimanakah keharuman, sungguh bunga tak berkembang, layu berguguran.
ada apakah dengan tuan, tak berbaju tak bertahtakan,
Tuhan tersenyum simpul, menggelengkan kepalanya, lalu ia mengepalakan tangan
ada apakah dengan Tuan dan Tuhan tak bersahutan, seiring tak ada kesejukkan, barangkali sudah tak seirama, tak selaras dalam wacana bumi yang tak bersatu.

ada apakah dengan tuan dan tuhan, bermahkotakan berbajukan, hilang kendali keadaan, dimankah wahai tuhan akan keagunganmu, dimanakah wahai tuhan baju kebesaranmu, hingga tak berdaya dengan kenyataan yang ada, sungguh tuan berbaik hati sungguh Tuhan bernahkota tinggi, penyatuasn dua irama yang bersinggungan tak membuat kedamaian akan jagat bumi. jagat raya terhempas jagat bumi mengadu, terkoyak tak menentu, terberi tak tahu dirii, dimankah akan kebesaran akan tuan dan tuhan dalam penyatuan alam sejagat raya menyembah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar