Jumat, 16 Desember 2011

lorong waktu yang panjang

berpikir keras berhujah dangkal, berpikir kreatip berjalan dengan seutas benang,.., pemaknaan akan hilang..tak bertuan.. cuma baru penamaan yangg tak jelas peraduan,...berkiblat dengan jeruji, bersilat dengan teori, bila tak berbaju tak berdasi, seperti itulah tampak tak berarti.. seutas tahta yang menghilang, cuma seutas benang, sepasang peraduan yang hilang akal..diperaduan tak ada kejelasan.

sesaat aku berjuang mencoba melapalakan, menghilang dikejauahan, melapalkan kenyataan, dalam dada tak terlihatkan untain, kesejukkan hanya sebatas untaian yang tak berartiakan, pelapalan dalam urutan uraian tak jadi wujud kenyataan. yg ada sungguh penghujaman akan hakekat khidupan.
melihat diri tak berarti, melihat arti tak tahu diri, alam raya sungguh tak berarti, hujah diri sungguh tak berartikan apa apa, sungguh usang itu terjadi, yg ada adalah penghujahan pada alam semesta raya, yg tak berbakti tak tahu diri.

dalam pada itulah apa yg harus ku sampaiakan, bila kenyataan tuan tuan, tak berpijak untuk negri, tak berphak untuk diri, bangsamu seuntai jagat...dalam dirilah semua berjanji, memenuhi kepuasan nurani, diri yang suci sungguh berarti.

lain cerita lain derita, duka lara menghujam bumi raya... apa yg dapat diharapakan bila tuan tuan menghujam tajam, hanya semata keduniawian. sungguh mengharukan, tikaman meng,amanatkan, pembantaian menghujam tajam, mengisaratkan telah terjadi perpecahan, sebagaimana yang diisaratakan,

tragedi menghujam bumi, ibu pertiwi mewnangis sedih, duka lara menghujam bumi, entah kemana akan pergi, kian berlanjut berlari kencang, menarik kian panajang, bumi dalam masa transisi yang tak bertuan.

ada apakah dengan semesta raya.. yg tak diinginkan bakal terjadi, menghujam memurkai semesta raya... apakah yg harus aku singkabkan apakah yang harus aku bilang, awan kelam mwenghiasi pemandangan bumi raya..

dalam masa yasng kini, jauh dari cerita yg ada. pujangga membawa derita...yg ada sungguh petuah nyata, jadi nyata berwujud di alam raya.. pemburu barang rongsokan memasuki alam kelam kehancuran, menghujani kehidupan keduniawian.
berlari memakai baju, gua terang sungguh tersembunyi, tapi nyata, yg terang tak terlindungi dengan terang yg tersembunyi... disnalah berkiprah saat ini juga terluntah... bising ibu memadu tangis memadukan duka lara kehidupan, dalam duka ada canda, dalam canda ada duka lara...apa yg kita cari sungguh tangis tak terisi oleh lorong waktu kehidupan yang panjang... lorong waktu kehidupan

sengaja aku berlari mencari tahu yg tak pasti, karena hidup adalah kejelasan, dalam gua sungguh tak ada terang, tapi nyata terang sungguh ada dalam hamparan, gelap terang saat ini yang akau rasakan.

berlalu dengan berlari, tak tahu kenapa tidak kau cari, tapi nyata kenapa anda sok tahu bisa, dikedalaman hati masih banyak yg tak mengerti, untuk dicari tahu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar