Kamis, 16 Januari 2014

Bumi yang hilang

Terdiam bukan tak tahu,, terdiam karena aku malu
terdiam bukan berarti duduk tersipu, terdiam merajut asa
merajut impian masa depan yang teramat membahagiakan

kisah kasih kerinduan, kisah kasih kesahduan,
hari ini kudapatkan dalam buaian kemesraan
dalam dekapan dalam dikesendirian bumi itu membahagiakan

merajut asa merajut impian itu sungguh teramat menyenangkan
dalam derita ada bahagia dalam asa merajut cinta
dalam buaian dalam dikesendirian, dalam dikeheningan
dikesunyian diketerasingan, ada buritan yang membahagiakan

kisah kasih kisah percintaan dalam cumbuan kemesraan
walau dalam kasat mata tak berahandai tolan, tak beriringan
tapi itu sungguh hidup teramat membahagiakan

dalam dikesendirian dalam dikedukaan dalam derita bahtra bahagia
orang teramat asing itu didengungkan teramat asing bisa dirasakan
walau sejuta gejolak merajut asa tapi derita luka bencana
itu sungguh teramat terhina.. manusia lupa karya menjelma jadi ayat yang nyata

Asing dengung di ucapakan dalam berbagai ajaran di ceritakan
orang menghilang orang menjauh dari derita bencana membawa luka
sungguh agung dengan tahta, harta pemujaan semua manusia
bagaimana ada keagungan tanpa keluhuran budi
tanpa fakta tanpa cerita tanpa ada yang mengemuka
itu mustahil adanya, walaupun ada itu sungguh rekayasa hawa napsu dunia

orang terjebak dengan yang hari ini, sungguh hari ini tak lepas dimasa lalu
senyatanya hidup bertautan bersinergi dengan alam.. alam hari ini begitupun masa lalu
tak ada pemisahan tak ada yang terputus sungguh itu adalah bingkain kehidupan
menjelma dalam dikehidupan bumi. menjelama dalam dikehidupan alam raya
menyatu bersinambung berhaluan sampai dengan masa yang akan datang

kenapa hari ini hilang daya pandang, hilang kecakapan hilang kecerdasan
bagai hidup tak berhaluan tak bersinergi dengan alam itu sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar